Minggu, 02 Agustus 2009

Potensial Air

POTENSIAL AIR
A. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu mengukur potensial air dalam jaringan tumbuhan.

B. Pelaksanaan Kegiatan Praktikum
Hari : Senin, 2 Maret 2009
Waktu : 10.20 – 12.00
Tempat : Laboratorium Fisiologi FPMIPA UPI

C. Landasan Teori
1. Potensial Air
Potensial air adalah potensial kimia air dalam suatu system atau bagian system. Dinyatakan dalam satuan tekanan dan dibandingkan dengan potensial kimia air murni (juga dalam satuan tekanan) pada tekanan atmosfer dan pada suhu serta ketinggian yang sama potensial murni ditentukan sama dengan nol. Faktor-faktor penghasil gradient yaitu konsentrasi atau aktifitas, suhu, tekanan, efek larutan terhadap potensial kimia pelarut, matriks. Mengukur metode air dengan metode volume jaringan, metode chordate, metode tekanan uap (Salisbury dan ross, 1995)
Hubungan antar potensial air adalah dengan melibatkan peristiwa osmose karena osmose merupakan peristiwa difusi dimana antara 2 tempat tersedianya difusi dipisahkan oleh membrane atau selaput. Maka dapat diartikan bahwa dinding sel atau membrane protoplasma adalah merupakan membrane pembatas antara zat yang berdifusi karena pada umumnya sel tumbuh-tumbuhan tinggi mempunyai dinding sel maka sebagian besar proses fitokimia dalam tumbuh-tumbuhan adalah merupakan proses osmose (Heddy, 1987)
Pada fisiologi tanaman adalah hal biasa untuk menunjukkan energi bebas yang di kandung di dalam air dalam bentuk potensial air (ψ). Definisi dari potensial air adalah energi per unit volume air, potensial air berbanding lurus dengan suhunya (Fitter, A.h dan Hay, R.K.M, 1981)
Potensial osmotic merupakan potensial kimia yang disebabkan adanya materi yang terlrut. Potensial osmotic selalu memiliki nilai negative, hal ini disebabkan karena cenderung bergerak menyebrangi membrane semi permeable dari air murni menuju air yang mengandung zat terlarut (Lambers, dkk, 1998)
Besar jumlah potensial air pada tumbuhan dipengaruhi oelah 4 macam komponen potensial, yaitu gravitasi, matriks, osmotic dan tekanan. Potensial gravitasi bergantung pada air didalam daerah gravitasi . potensial matriks bergantung pada kekuatan mengikat air saat penyerapan. Potensial osmotic bergantung pada hidrostatik atau tekanan angina dalam air (Deragon, 2005).


2. Air dalam tumbuhan
Air merupakan 85 – 95 % berat tumbuhan herba yang hidup di air. Dalam sel, air diperlukan sebagai pelarut unsur hara sehingga dapat digunakan untuk mengangkutnya; selain itu air diperlukan juga sebagai substrat atau reaktan untuk berbagai reaksi biokimia misalnya proses fotosintesis; dan air dapat menyebabkan terbentuknya enzim dalam tiga dimensi sehingga dapat digunakan untuk aktivitas katalisnya. Tanaman yang kekurangan air akan menjadi layu, dan apabila tidak diberikan air secepatnya akan terjadi layu permanen yang dapat menyebabkan kematian. Terdapat lima mekanisme utama yang menggerakkan air dari suatu tempat ke tempat lain, yaitu melalui proses: difusi, osmosis, tekanan kapiler, tekanan hidrostatik, dan gravitasi.
a. Difusi
Difusi adalah pergerakan molekul atau ion dari dengan daerah konsentrasi tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah. Laju difusi antara lain tergantung pada suhu dan densitas (kepadatan) medium. Gas berdifusi lebih cepat dibandingkan dengan zat cair, sedangkan zat padat berdifusi lebih lambat dibandingkan dengan zat cair. Molekul berukuran besar lebih lambat pergerakannya dibanding dengan molekul yang lebih kecil. Pertukaran udara melalui stomata merupakan contoh dari proses difusi. Pada siang hari terjadi proses fotosintesis yang menghasilkan O2 sehingga konsentrasi O2 meningkat. Peningkatan konsentrasi O2 ini akan menyebabkan difusi O2 dari daun ke udara luar melalui stomata. Sebaliknya konsentrasi CO2 di dalam jaringan menurun (karena digunakan untuk fotosintesis) sehingga CO2 dari udara luar masuk melalui stomata. Penguapan air melalui stomata (transpirasi) juga merupakan contoh proses difusi. Di alam, angin, dan aliran air menyebarkan molekul lebih cepat disbanding dengan proses difusi.
b. Osmosis
Osmosis adalah difusi melalui membran semipermeabel. Masuknya larutan ke dalam sel-sel endodermis merupakan contoh proses osmosis. Dalam tubuh organisme multiseluler, air bergera dari satu sel ke sel lainnya dengan leluasa. Selain air, molekul-molekul yang berukuran kecil seperti O2 dan CO2 juga mudah melewati membran sel. Molekul-molekul tersebut akan berdifusi dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Proses Osmosis akan berhenti jika konsentrasi zat di kedua sisi membran tersebut telah mencapai keseimbangan.
Osmosis juga dapat terjadi dari sitoplasma ke organel-organel bermembran. Osmosis dapat dicegah dengan menggunakan tekanan. Oleh karena itu, ahli fisiologi tanaman lebih suka menggunakan istilah potensial osmotik yakni tekanan yang diperlukan untuk mencegah osmosis. Jika anda merendam wortel ke dalam larutan garam 10 % maka sel-selnya akan kehilangan rigiditas (kekakuan)nya. Hal ini disebabkan potensial air dalam sel wortel tersebut lebih tinggi dibanding dengan potensial air pada larutan garam sehingga air dari dalam sel akan keluar ke dalam larutan tersebut. Jika diamati dengan mikroskop maka vakuola sel-sel wortel tersebut tidak tampak dan sitoplasma akan mengkerut dan membran sel akan terlepas dari dindingnya. Peristiwa lepasnya plasma sel dari dinding sel ini disebut plasmolisis.
c. Tekanan kapiler
Apabila pipa kapiler dicelupkan ke dalam bak yang berisi air, maka permukaan air dalam pip a kapiler akan naik sampai terjadi keseimbangan antara tegangan yang menarik air tersebut dengan beratnya. Tekanan yang menarik air tersebut disebut tekanan kapiler. Tekanan kapiler tergantung pada diameter kapiler : semakin kecil diameter kapiler semakin besar tegangan yang menarik kolom air tersebut
d. Tekanan hidrostatik
Masuknya air ke dalam sel akan menyebabkan tekanan terhadap dinding sel sehingga dinding sel meregang. Hal ini akan menyebabkan timbulnya tekanan hidrostatik untuk melawan aliran air tersebut. Tekanan hidrostatik dalam sel disebut tekanan turgor. Tekanan turgor yang berkembang melawan dinding sebagai hasil masuknya air ke dalam vakuola sel disebut potensial tekanan. Tekanan turgor penting bagi sel karena dapat menyebabkan sel dan jaringan yang disusunnya menjadi kaku. Potensial air suatu sel tumbuhan secara esensial merupakan kombinasi potensial osmotic dengan potensial tekanannya. Jika dua sel yang bersebelahan mempunyai potensial air yang berbeda, maka air akan bergerak dari sel yang mempunyai potensial air tinggi menuju ke sel yang mempunyai potensial air rendah.
e. Gravitasi
Air juga bergerak untuk merespon gaya gravitasi bumi, sehingga perlu tekanan untuk menarik air ke atas. Pada tumbuhan herba, pengaruh gravitasi dapat diabaikan karena perbedaan ketinggian pada bagian tanaman tersebut relatif kecil. Pada tumbuhan yang tinggi, pengaruh gravitasi ini sangat nyata. Untuk menggerakkan air ke atas pada pohon setinggi 100 m diperlukan tekanan sekitar 20 atmosfer (Anonim, 2009).








D. Alat dan bahan
A. Alat dan Bahan
 Alat dan bahan untuk mengukur potensial air umbi jalar atau umbi kentang :
1. Suatu seri larutan 0,0; 0,2; sampai dengan 1,0 M dengan selisih konsentrasi dengan selisih konsentrasi 0,2 M
2. Alat pengebor gabus dengan diameter 0,6 – 0,8 cm
3. Pisau cutter tajam
4. Botol bermulut besar dengan kapasitas 100 ml
5. Mistar dengan ukuran mm

 Alat dan bahan potensial air daun tumbuhan dengan cara shardakov :
1. Larutan sukrosa 0,05 ; 0,10 ; 0,15 sampai dengan 0,60 dengan selisih konsentrasi 0,05 M
2. Dua set tabung vial , masing-masing sebanyak 12 buah dan diberi tanda A dan B. Tiap tabung dalam setiap set diberi nomor 1 sampai 12.
3. Sedikit kristal metilan biru
4. Pengebor gabus dengan diameter 1.0 – 1,2 cm
5. Mikropipet atau syringe sebanyak 12 buah.
6. Daun tumbuhan daun rheodicolor



E. Cara kerja ( mengukur potensial air umbi jalar atau umbi kentang )
1. Pilihlah umbi kentang yang cukup besar dan buatlah silinder umbi dengan menggunakan pengebor gabus.



2. Buatlah silinder-silinder umbi tadi sama panjang yaitu 40 mm. Dan timbanglah silinder-silinder tersebut



3. Simpanlah masing-masing 4 buah silinder dalam 30 ml larutan sukrosa 0,0:0,2:0,4:0,6:0,8 dan 1,0 M dalam botol yang berkapasitas 100 ml. Bekerjalah dengan cepat untuk memperkecil terjadinya penguapan air dari permukaan silinder





4. Tutup rapat botol tadi selama percobaan di lakukan selama 70 menit , keluarkan silinder-silinder tadi kemudian timbanglah kembali silinder-silinder umbi tersebut





5. Buatlah grafik dari data tadi dengan molaritas sebagai sebagai sumbu X dan panjang silinder sebagai sumbu Y








6. Dari grafik yang di peroleh , tentukan konsentrasi berapa molar (M) silinder umbi kentang tidak berubah beratnya.
Cara kerja ( mengukur potensial air daun tumbuhan dengan cara shardakov )
1. Isikanlah larutan sukrosa sebanyak 10 ml ke dalam 6 tabung vial dengan konsentrasi yang berbeda (larutan sukrosa 0,0:0,2:0,4:0,6:0,8 dan 1,0 M )






2. Buatlah potongan daun dengan alat pengebor gabus.







3. Masukan masing-masing 25 potongan daun kedalam setiap tabung , kemudian tutuplah bagian mulut tabung oleh kertas dengan rapat






4. Kedalam masing-masing tabung , masukan sedikit metilen blue hingga larut (cukup mewarnai saja dan tidak mempengaruhi konsentrasi ), kemudian tutup dengan rapat.









5. Setiap 15 menit sekali , goyang-goyangkanlah tabung vial dengan hati-hati agar kesetimbangan cepat terjadi .





6. Setelah 60 menit ,bukalah tutup tabung dan keluarkanlah potongan-potongan daun dengan pinset yang nomornya sesuai, biarkan larutan bekas rendaman daun tersebut dalam tabung tersebut









7. Uji larutan bekas rendaman tadi dengan larutan sukrosa yang konsentrasi awalnya sama, dengan cara pengujianya sebagai berikut :
Pipetlah larutan dari sukrosa penguji dengan mikropipet atau syringe yang sesuai dengan nomornya, kemudian teteskanlah satu atau dua tetes larutan tersebut di tengah –tengah serta didekat permukaan larutan yang akan di uji















8. Lakukan pengujian terhadap seluruh tabung vial
9. Kemudian perhatikanlah pada tabung vial mana konsentrasi larutan sukrosa bekas tadi tidak mengalami perubahan dengan cara memperhatikan larutan pengujinya , apabila larutan penguji jatuh kebawah larutan yang di uji berarti larutan yang di uji telah mengalami pengenceran karena ada air dari daun yang keluar, masuk kedalam larutan apabila larutan pengujinya melayang dalam larutan yang di uji di ikuti dengan tersebarnya larutan-larutan penguji tadi keseluruh larutan yang di uji berarti tidak ada perubahan konsentrasi , sedangkan apabila larutan penguji tetap berada di permukaan larutan yang di uji berarti larutan tersebut telah menjadi pekat, karena ada larutan yang masuk ke daun, selanjutnya apabila konsentrasi tidak berubah maka potensial air dari daun sama dengan potensial larutan sukrosa dimana daun tadi di simpan.

F. Hasil Pengamatan
Berikut akan di sajikan hasil pengujian potensial air pada jaringan kentang kelompok 6
Tabel 1. Data kelompok 6 silisih berat kentang pada konsentrasi yang berbeda.
No Konsentrasi larutan Selisih berat
1.
2.
3.
4.
5.
6. 0,0 M
0,2 M
0.4 M
0,6 M
0,8 M
1,0 M 0,1009
-0,485
-1,2689
-2,7642
-2,929
-3,2579

Adapun data hasil pengamatan terhadap pengujian potensial air pada jaringan daun rheodicolor dengan metode shardakov kelompok 6 akan di sajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. Data kelompok 6 kondisi larutan penguji dalam konsentrsi yang berbeda.
No Konsentrasi larutan Kondisi larutan penguji
1.
2.
3.
4.
5.
6. 0,0 M
0,2 M
0.4 M
0,6 M
0,8 M
1,0 M Terapung
Tenggelam
Tenggelam
Tenggelam
Tenggelam
Tenggelam

Sedangkan data kelas hasil pengujian potensial pada jaringan kentang dan Daun Rheodicolor akan di sajikan pada tabel di bawah ini .
Kelompok Larutan Perlakuan ∆ G (gram) P A Keadaan larutan penguji
1 0,0 M
0,2 M
0.4 M
0,6 M
0,8 M
1,0 M
20 mL
(60’)
/
3 mL
(60’) 0,433
0,098
-1,13
-2,285
-2,808
-3,325 Terapung
Tenggelam
Tenggelam
Tenggelam
Tenggelam
Tenggelam
2 0,0 M
0,2 M
0.4 M
0,6 M
0,8 M
1,0 M
30 mL
(60’)
/
3 mL
(60’) 0, 264
-0,094
-1,172
-1,956
-2,289
-2,792 Terapung
Tenggelam
Tenggelam
Tenggelam
Tenggelam
Tenggelam
3 0,0 M
0,2 M
0.4 M
0,6 M
0,8 M
1,0 M
40 mL
(60’)
/
3 mL
(60’) 1,0736
0,239
-0,763
-2,091
-2,183
-2,419 Terapung
Tenggelam
Tenggelam
Tenggelam
Tenggelam
Tenggelam
4 0,0 M
0,2 M
0.4 M
0,6 M
0,8 M
1,0 M
20 mL
(60’)
/
5 mL
(60’) 0,2376
0,0654
-0,6819
-1,0299
-1,4215
-1,3809 Terapung
Tenggelam
Tenggelam
Tenggelam
Tenggelam
Tenggelam
5 0,0 M
0,2 M
0.4 M
0,6 M
0,8 M
1,0 M
20 mL
(60’)
/
10 mL
(60’) 0,609
0.008
-1,021
-1,759
-2,597
-2,926 Terapung
Tenggelam
Tenggelam
Melayang
Melayang
Tenggelam
6 0,0 M
0,2 M
0.4 M
0,6 M
0,8 M
1,0 M
20 mL
(70’)
/
3 mL
(60’) 0,1009
-0,485
-1,2689
-2,7642
-2,929
-3,2579 Terapung
Tenggelam
Tenggelam
Tenggelam
Tenggelam
Tenggelam


G. Pembahasan
Pengetahuan mengenai potesial air pada suatu jaringan tumbuhan sangat sangat penting dikuasai, hal ini di karenakan dengan mengetahui potensial air dari suatu jaringan tumbuhan dapat diaplikasikan pada pemakaian pupuk pada tanaman. Kita dapat memberikan pupuk sesuai dengan takaran tampa merusak sel tumbuhan . Pada praktikum ini, kita mencoba menentukan potensial air pada umbi kentang. Dipilihnya kentang dengan beberapa pertimbangan yaitu umbi kentang yang mudah diperoleh, mudah dibuat silinder batang dengan batang pengebor gabus, dan kentang merupakan bahan yang terdiri dari bahan yang homogen, yaitu , jaringan parenkim yang menyimpan cadangan makanan.
Langkah pertama yang dilakukan dalam percobaan ini yaitu membuat silinder umbi kentang dengan menggunakan pengebor gabus diameter 6 mm dengan panjang masing-masing silinder 4 cm, ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan jumlah dan bentuk jaringan kentang yang homogen untuk percobaan, sebanyak 4 silinder kentang yang telah ditimbang selanjutnya dimasukan pada masing-masing gelas kultur yang telah diisi dengan larutan sukrosa dengan konsentrasi yang berbeda ( 0,0 M : 0,2 M : 0,4 M : 0,6 M : 0,8 M dan 1,0 M ) dan didiamkan selama 70 menit , dengan perlakuan tersebut kita mencoba mengetahui larutan yang mana yang isotonis dengan tekanan dalam jaringan kentang, ini dapat diketahui melalui silinder kentang pada konsentarasi berapa yang tidak mengalami perubahan berat, ini berarti tidak ada aliran molekul air baik dari dalam maupun keluar jaringan kentang.
Selain percobaan penentuan potensial air pada jaringan kentang pada praktikum ini dilakukan juga pengukuran potensial air pada jaringan Daun Rheo discolor. Penentuan potensial air jaringan pada Daun Rheo discolor dilakukan dengan metode Shardakov. Metode ini dilakukan dengan membuat cakram Daun Rheo discolor dengan pengebor gabus. Sebanyak 25 cakram Daun Rheo discolorr dimasukan ke dalam 6 tabung reaksi yang telah berisi sukrosa dengan konsentrasi yang berbeda , campuran ini didiamkan selama 60 menit dan setiap 15 menit sekali dikocok agar campuran dan larutan tetap homogen, kemudian Daun Rheo discolorr di buang dan air rendamanya di ambil untuk pengujuan konsentrasi dengan larutan yang sama konsentrasinya yang telah ditambah dengan metilen blue. Dengan direndamnya daun tadi maka ada aliran air baik dari daun atau kedalam daun , sedangkan penambahan metilen blue hanya bertujuan sebagai penanda saat pengujian .
Dari percobaan pertama di peroleh data perubahan berat kentang yang digambarkan pada grafik dibawah ini :

Dari grafik diatas dapat diketahui larutan yang isotonis dengan larutan dalam jaringan berada di antara 0,0 M dan 0,2 M ini dikarenakan pada konsentrasi tersebut terdapat selisih berat yang mengapit selisih 0 gr ( 0,0 M = 0,1009 dan 0,2 M = 0,485 ). Selain itu, grafik diats juga menggambarkan semakin besar konsentrasi larutan yang digunakan untuk merendam kentang, selisih berat awal dan berat akhir akan semakin besar dalam hal ini berat berat awal lebih besar dibandingkan dengan berat akhir. Ini membuktikan adanya aliran molekul air yang bergerak dari dalam ajringan kentang ke lingkungan yang menunjukkan bahwa larutan perendam bersifat lebih hipertonis dibandingkan jaringan tumbuhan.
Seharusnya larutan isotonis dapat diketahui dengan adanya kelompok kentang yang tidak mengalami perubahan berat setelah perlakuan. Hal itu mengisyaratkan bahwa tidak ada aliran air baik dari dalam maupun keluar dari kentang , namun pada kenyataannya tidak ada perlakuan yang tidak mengalami perubahan berat , sehingga untuk menentukan konsentrasi larutan yang isotonis dengan konsentrasi jaringan dapat dilakukan dengan membuat garfik seperti dibawah ini

















Dari grafik tersebut dapat diketahui besarnya konsentrasi larutan yang sama dengan konsentrasi dalam jaringan tumbuhan yaitu 0,04 M , dari angka ini dapat diketahui besarnya, potensial air dalam jaringan yaitu sebesar -1,1. Dengan demikian dapat diketahui rentang konsentrasi lingkungan yang memungkinkan kentang untuk tumbuh dengan baik tampa merusak sel dan jaringannya .
Namun jika dilihat hasil percobaan dari kelompok lain maka kita akan mendapatkan hasil yang sedikit berbeda , fenomena tersebut akan disajikan pada tabel data kelas dibawah ini :










Dari tabel diatas diketahui bahwa ada perbedaan data hasil percobaan tiap kelompok, namun jika diperhatikan lebih teliti dapat diketahui bahwa adanya kemiripan data kelompok 6 dan kelompok 2 yaitu sama-sama konsentrasi dam jaringan tumbuhan terletak pada interval 0,0 M dan 0,2 M , selain itu kemiripan juga terlihat dari data kelompok 1, 3, 4 dan kelompok 5 yang menyimpulkan konsentrasi dalam jaringan kentang berada pada interval konsentrasi 0,2 M dan 0,4 M , perbedaan ini bukan berarti percobaan pada praktikum ini gagal , tetapi hanya merupakan variasi data hasil percobaan , ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
1. Adanya human error yang dapat berupa ketidaktelitian penimbangan
2. Adanya larutan rendaman yang menguap sehingga mempengaruhi konsentarasi larutan
3. Waktu yang singkat dalam percobaan sehingga memungkinkan belum terjadi kesetimbangan antara larutan dan konsentrasi dalam jaringan
4. Adanya kemungkinan ketidakhomogenan jaringan kentang yang digunakan baik karena busuk atau sebagainya

Selain hal-hal diatas ada juga beberapa faktor yang tidak mempengaruhi percobaan antara lain :
1. Jumlah larutan yang digunakan untuk merendam walaupun digunakan variasi terhadap jumlah larutan tapi tidak mempengaruhi terhadap proses penentuan potensial air dalam jaringan hal ini karena sebanyak apapun larutannya konsentarasi larutanya akan tetap
2. Suhu, pengaruh suhu dalam praktikum ini dapat diabaikan karena pada semua perlakuan dilakukan pada suhu kamar dan tidak ada variasi suhu pada perlakuan
Pada percobaan penetuan potensial air dalam jaringan Daun Rheo discolorr dengan metode shardaov, diujilah larutan bekas rendaman daun dengan larutan dengan konsentrasi yang sama namun telah ditambahkan pewarna, pengujian ini dilakukan dengan meneteskan larutan penguji tepat diatas permukaan larutan rendaman dan amatilah apa yang terjadi pada larutan penguji, apakah larutan penguji itu terapung, melayang atau tenggelam ? Berikut akan disajikan data hasil percobaan penentuan potensial air pada jaringan daun Rheo discolor dalam tabel di bawah ini :

No Konsentrasi larutan Kondisi larutan penguji
1.
2.
3.
4.
5.
6. 0,0 M
0,2 M
0.4 M
0,6 M
0,8 M
1,0 M Terapung
Tenggelam
Tenggelam
Tenggelam
Tenggelam
Tenggelam
Berdasarkan pengujian pada larutan konsentarsi 0,0 M , memperlihatkan bahwa larutan penguji (larutan yang diberi metilen blue) yang ditetesi, mengapung dipermukaan larutan ini ( bekas rendaman Daun Rheo discolor ) Hal ini berarti larutan uji memiliki konsentrasi yang lebih besar dari pada larutan penguji. Peningkatan konsentrasi larutan uji disebabkan oleh adanya aliran molekul air dari larutan uji ke dalam jaringan sehingga air dalam larutan uji berkurang dan konsentarsi menigkat. Adanya peningkatan konsentrasi ini menunjukan bahwa larutan uji lebih hipertonis dibandingkan konsentarsi dalam jaringan.
Sedangkan hasil pengujian larutan uji yang berkonsentrasi berbeda (0,2 M : 0,4 M : 0,6 M : 0,8 M dan 1,0 M ) pada kelompok 6 menunjukan bahwa larutan penguji (yang telah diberi warna) dari masing-masing konsentrasi tenggelam. Hal ini mengisyaratkan bahwa larutan uji (larutan hasil rendaman) lebih hipotonis dari pada larutan larutan penguji (larutan yang telah di warnai). Penurunan konsentrasi ini disebabkan oleh adanya aliran molekul air dari dalam jaringan kelingkungan (larutan uji) ini memungkinkan air pada larutan uji bertambah sehingga konsentrasi menurun.
Lebih jauh , jika melihat data kelas untuk percobaan shardakov kita memperoleh data yang lebih homogen dibandingkan percobaan sebelumnya, seluruh kelompok menyimpulkan bahwa larutan yang isotonis dengan tekanan osmosis dalam sel yaitu terletak pada interval konsentrasi larutan antara 0,0 M dan 0,2 M . maka dari data ini dapat diketahui bahwa nilai potensial air pada jaringan daun Rheo discolor terletak pada interval 0 sampai dengan -5,3.
Khusus untuk kelompok 5 memperoleh hasil yang kontroversial, dimana pada konsentrsi 0,6 M dan 0,8 M larutan penguji berada pada posisi melayang yang menandakan pada kedua konsentrasi tersebut isotonis dengan tekanan dalam jaringan daun. Hasil ini merupakan suatu kesalahan karena tidak mungkin tekanan osmotik pada jaringan daun yang sama memiliki tekanan osmotik yang berbeda.
Tabel Data Percobaan Shardakov Kelompok 5
No Konsentrasi larutan Kondisi larutan penguji
1.
2.
3.
4.
5.
6. 0,0 M
0,2 M
0.4 M
0,6 M
0,8 M
1,0 M Terapung
Tenggelam
Tenggelam
Terapung
Terapung
Tenggelam

Fenomena kontroversial ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
a. Human error yang berupa ketidaktelitian dalam menghomogenan larutan, ada kemungkinan molekul glukosa mengendap ke dasar tabung sedangkan larutan yang merendam daun adalah larutan yang lebih hipotonis menjadikan daya osmosis daun semakin kecil.
b. Kesalahan dalam pengamatan pada saat penentuan larutan kondisi penguji yang mengapung, tenggelam atau melayang.
c. Adanya penguapan air dari larutan sukrosa yang digunakan untuk merendam daun sehingga konsentrasi larutan sukrosa akan semakin besar.

H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan penentuan potensial air pada jaringan tumbuhan dapat di ambil beberapa kesimpulan antara lain :
1. Nilai potensial air pada jaringan umbi kentang yaitu sebesar -1,1.
2. Nilai potensial air pada jaringan daun rheo discolor terletak pada interval 0 sampai dengan -5,3.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Air Dalam Tumbuhan. Diakses dari : http://klimatologi.wordpress.com/2009/01/21/air-dalam-tumbuhan/
Deragon. 2005, WATER POTENTIAL, http://www.deragon.com. accesed on 17 september 2005 at 13:00 WIB
Filter, W.G. 1989. FISIOLOGI LINGKUNGAN TUMBUHAN. Gadjah mada University press. Yogykarta
Heddy,S.1982. BIOLOGI PERTANIAN. Fakultas pertanian Universitas Brawijaya. Malang
Lambers,H.F,S. Chapia dan T.L pons. 1998. PHYSIOLOGY. Ecology spinger. New york hal 150
Salisbury, F.b dan Ross, C.W.1995. FISIOLOGI TUMBUHAN jilid 1 edisi IV alih bahasa Luqman, RR dan Sumaryono. Penerbit ITB. Bandung.